Mengasah Kemampuan Berbahasa di Usia 4-6 tahun
Oleh: Alzena Masykouri, M. Psi
PERANGSANGAN SESUAI PERKEMBANGAN ANAK
Tak terasa, saat ini anak sedang mempersiapkan diri untuk masuk ke lingkungan yang baru, yaitu lingkungan sekolah. Jika anak sudah mempersiapkan diri untuk menjadi manusia pembelajar, dia tidak akan mengalami kesulitan memasuki dunia sekolah. Memang ada beberapa kesulitan yang mungkin dihadapi, namun anak akan dapat mengatasinya bila mendapatkan bimbingan dan bantuan.3
Buku berseri ini bertujuan agar ibu dan bapak dapat memahami tanda perkembangan anak di enam tahun pertama kehidupannya. Selanjutnya, berbekal pemahaman tersebut, ibu dan bapak dapat menyediakan lingkungan yang lebih baik dan memberikan perangsangan yang berhasil guna serta menemani anak dalam mengembangkan kemampuannya.
Terdapat empat tanda perkembangan anak yang dibahas dalam serial buku ini, yaitu : gerakan kasar dan gerakan halus, bahasa, kecerdasan, dan sosial-emosi. Perlu diingat bahwa tanda perkembangan memiliki keterkaitan satu sama lain. Pemahaman yang menyeluruh dan seimbang akan lebih efektif dibandingkan fokus terhadap satu tanda saja.
Buku ini akan membahas mengenai perkembangan bahasa anak usia 4 sampai 6 tahun yang telah mengalami kemajuan dalam penggunaan bahasa. Anak sudah mampu untuk mengemukakan pikirannya dengan menggunakan kalimat-kalimat yang jelas. Ia pun sudah dapat bercakap-cakap setiap kali ada kesempatan.
Ada beberapa contoh kegiatan untuk merangsang kemampuan anak pada buku ini. Namun, penjelasan itu tidaklah kaku atau suatu keharusan. Kembangkan sesuai dengan keadaan masing-masing anak. Setiap anak adalah unik. Ibu dan bapak harus dapat memahami keunikannya. Hindari memaksa anak melakukan kegiatan yang barangkali belum dikuasainya. Bila anak belum dapat melakukan kegiatan yang dirangsang atau terlihat belum tertarik, cobalah kegiatan yang sama beberapa kali dengan diberi rentang waktu.
PERKEMBANGAN BAHASA PADA USIA 4 – 6 TAHUN
Pada masa sekarang ini, anak sudah terbiasa dengan konsep perbincangan. Ia sudah paham bahwa ada saat di mana ia berbicara, kemudian orang lain berbicara, dan berganti ia lagi yang berbicara, dan seterusnya. Kemampuan ini didapatnya dari pengalamannya selama menggunakan bahasa yang sekaligus meningkatkan keterampilan berbicaranya. Dengan kesempatan yang didapat, anak berlatih dan terus berlatih untuk dapat berkomunikasi dua arah.
Untuk menunjang kemampuannya, luangkan waktu setiap hari untuk berbincang dengan anak. Tanyakan mengenai dirinya, ide-idenya, dan perasaannya. Tentu saja, anak mungkin tidak banyak berbicara dan terus bermain pada saat itu. Tapi, jangan patah semangat, teruslah mengajaknya berbincang.
Tak hanya mengajak berbicara, ibu dan bapak juga harus mendengarkan apa yang dikatakan. Anak akan sangat menghargai ketertarikan orangtuanya pada apa yang diucapkan, meski itu sudah dikatakannya berulang-ulang kali.
Topik pembicaraan juga sangat berpengaruh untuk menarik perhatian anak.
Bila ibu dan bapak bertanya sepulang sekolah, “Belajar apa tadi di sekolah?” kemungkinan besar anak akan menjawab, “Lupa.” Cobalah ubah pertanyaan dengan, “Apa yang membuatmu merasa sangat senang hari ini?” Awalnya, anak mungkin bingung dan berpikir keras untuk mengingat-ingat pengalamannya seharian. Ibu dan bapak bisa mengajukan pertanyaan mengenai mainan favorit atau teman favoritnya. Tanyakan, apakah hal itu membuatnya merasa senang, jika ya, maka dengarkan ceritanya.
Kesibukan sehari-hari, tidak hanya dirasakan oleh orangtua tapi juga anak-anak. Bisa jadi tumbuh rasa putus asa karena semua orang yang lebih besar darinya sibuk berbicara dan berbicara terus dengan sangat lancar dibandingkan dirinya. Oleh karena itu, berikan kesempatan kepada anak untuk berbicara dan yang lain biar mendengarkan.
Ciptakan kebiasaan itu pada saat makan malam bersama. Biasanya anak sudah makan lebih awal, sehingga perutnya masih dalam keadaan kenyang. Anak dapat bercerita mengenai pengalamannya seharian sambil menemani ibu dan bapak makan. Atau, ketika akan tidur, ibu – bapak dapat menemani dan meluangkan waktu untuk berbincang dan mendengarkan ceritanya setelah membacakan cerita. Kegiatan ini akan sangat bermanfaat bagi anak. Anak dapat melatih keterampilannya bercakap-cakap, sekaligus juga menumbuhkan percaya dirinya karena ia tahu pembicaraannya didengar.
Pilihan cara lainnya, dengan menciptakan suatu kesempatan dimana setiap anggota keluarga, termasukm anak-anak, untuk bercerita mengenai pengalamannya hari itu. Anak akan belajar, tentang caranya bercerita dan mendengarkan, juga memberikan respon pada pengalaman yang diceritakan oleh orang lain.
Untuk tahap awal, berikan kesempatan kepada anak untuk bercerita di tengah giliran, agar ia tidak bosan menunggu. Jika memungkinkan, suatu saat anak akan meminta untuk bercerita di awal karena sudah tidak sabar menceritakan pengalamannya seharian.
Selain itu, kegiatan bermain juga merupakan salah satu cara bagi anak untuk mengembangkan kemampuan berbahasanya. Ketika sedang bermain, anak merasa sangat nyaman dan tanpa beban berlatih menggunakan kemampuannya. Kadang kala, anak berbicara sendiri dengan mainannya. Tidak usah dilarang, karena ini adalah salah satu bentuk latihan dalam menggunakan bahasa. Demikian pula ketika anak menggambar dan berbincang dengan gambarnya.
Asal ibu dan bapak memberikan kesempatan yang berimbang untuk anak berlatih berbahasa dengan orang lain maupun orangtuanya, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Permainan pura-pura pun menjadi sarana yang baik bagi anak untuk berlatih keterampilan berbahasa praktis. Bermain jual-beli, dokter-dokteran, sekolah-sekolahan, atau rumah-rumahan akan membantu anak untuk menggunakan bahasa secara lisan dan dalam konteks sehari-hari. Ibu dan bapak bisa juga terlibat bermain sehingga dapat melatih anak untuk menggunakan kalimat yang tepat.
Latihan berbahasa dengan bermain peran juga dapat dikembangkan menjadi latihan untuk dapat berhubungan dengan situasi yang baru. Anak akan belajar kalimat percakapan yang dapat digunakan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Misalnya, mengucapkan salam, menjawab nama bila ditanya, bertanya siapa nama teman, meminta pertolongan untuk ke kamar mandi, dan sebagainya.
Kemampuan mendengar yang menjadi bagian penting dalam berkomunikasi sekarang mendapatkan porsi terbesar dalam pengembangan kemampuan anak. Anak yang berusia 4 tahun tampak lebih berani daripada sebelumnya dalam mengemukakan pendapatnya, terutama bila ia merasa tertarik dengan tema pembicaraannya. Bahkan seringkali tidak bisa menahan diri karena terlalu bersemangat.
Berikan kesempatan pada anak untuk menyampaikan pendapatnya sementara orangtua mendengarkan dengan seksama. Selanjutnya bertukar peran. Ibu dan bapak yang berbicara dan mintalah anak untuk mendengarkan.
PERANGSANGAN BAHASA USIA 4 – 5 TAHUN
Perangsangan bahasa bagi anak usia 4 – 5 tahun dapat dilakukan melalui kegiatan sehari-hari. Seperti, ketika menemukan suatu situasi dimana anak mengulang-ulang sesuatu agar keinginannya dituruti. Anak akan terus berusaha dengan meminta hal yang sama berulang-ulang kali. Harapannya, dengan pengulangan tersebut maka anak bisa memenangkan adu pendapat tentang pembelian mainan yang diinginkannya.
Setiap kali anak melakukan ini, berikan jawaban yang sama seperti yang telah diajukan sebelumnya. Misal, “Kita tidak beli mobil-mobilan sampai kamu berulang tahun bulan depan.” Lakukan itu setiap kali anak mengulangi permintaannya. Tidak usah gusar atau marah, karena anak sedang mengecek konsistensi perilaku ibu dan bapak. Ia pun akan belajar untuk mendengarkan orang lain.
Kesempatan semacam itu juga tepat untuk menjelaskan kepada anak mengenai kekuatan bahasa, bahwa kata-kata dapat membuat orang lain sedih, atau sebaliknya bergembira. Kalimat atau rangkaian kata yang diucapkan memiliki dampak emosional kepada orang lain. Pada usia ini, anak belum mampu memikirkan sudut pandang orang lain. Namun, dengan penjelasan mengenai situasi yang terjadi, maka anak akan dapat memahami bahwa kata-kata yang diucapkannya memiliki dampak.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
• Bermain peran. Biarkan anak meminjam pakaian dan sepatu anda. Berikan kesempatan anak untuk bermain peran menjadi bapak atau ibu, atau berperan profesi tertentu seperti dokter atau guru. Bermain peran dapat mengajarkan anak berlatih untuk menggunakan bahasa yang baku dan percakapan praktis yang berlangsung sehari-hari.
• Diskusikan pengalaman. Biasakan untuk saling menceritakan pengalaman sehari-hari. Ibu dan bapak dapat memulai diskusi dengan menceritakan kegiatan yang telah dilakukan dan perasaannya terhadap kegiatan tersebut. Minta anak untuk bergantian bercerita dan bahaslah mengenai perasaannya dalam suatu kegiatan. Manfaat lain kegiatan ini, orangtua dapat mengetahui bila ada masalah atau konflik yang dihadapi anak. Bicarakan segera terutama mengenai cara anak mengatasi permasalahan itu. Ibu dan bapak dapat melakukan penilaian, apakah anak sudah dapat mengemukakan pikirannya dengan tepat dan praktis.
• Bermain huruf. Anak dapat bermain menyebutkan kata-kata yang memiliki huruf depan tertentu. Misalnya, huruf dari namanya : TINA, T untuk topi, I untuk ikan, N untuk nanas, A untuk ayam. Variasikan permainan huruf-huruf dengan cara sebaliknya.
• Bermain “Aku lihat”. Salah satu bentuk lain permainan untuk mengenal huruf adalah menebak dimana lokasi huruf-huruf. Ibu dan bapak bisa bermain ketika membaca buku bersama atau sedang berjalan-jalan. Katakan, “Aku lihat huruf...” minta anak untuk menunjukkan dimana ibu dan bapak melihat huruf tersebut. Bila anak sudah mulai bisa merangkai huruf, carilah kata-kata sederhana yang dapat dibaca, misanya kata “toko”.
PERANGSANGAN BAHASA USIA 5 – 6 TAHUN
Bahasa menjadi alat utama bagi anak untuk belajar. Ia memahami pentingnya buku dan mencari informasi dari dalam buku. Anak juga menggunakan bahasa sebagai kunci keterampilan sosial. Ketika ia berusia lebih muda, anak bertindak terlebih dahulu baru meminta izin. Di usia ini, anak sudah mampu untuk meminta izin terlebih dahulu. Anak pun dengan percaya diri bercakap-cakap dengan orang dewasa dan menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya.
Ibu – bapak dapat mengembangkan kemampuan sosial melalui bahasa dengan mengajarkan anak kalimat-kalimat awal percakapan. Keterampilan ini dapat digunakan oleh anak untuk dapat berinteraksi dengan teman baru, misalnya. Anak seringkali bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika masuk ke lingkungan baru.
Untuk menyampaikan ketrampilan ini, ibu – bapak dapat bermain peran dengan berbagai situasi. Mulai dari memperkenalkan diri, menanyakan informasi, meminta bantuan, atau mengajak temannya bermain. Caranya dapat menggunakan media boneka tangan, buku cerita, atau bermain peran. Latihlah kalimat-kalimat sederhana, seperti “Hai, namaku Tina. Kamu siapa namanya?” Kalimat untuk meminta bantuan juga harus dilatihkan kepada anak, misalnya “Tante, tolong aku perlu ke kamar mandi.”
Tujuan penting dari semua latihan itu adalah anak berani untuk menggunakan kemampuannya dengan orang lain. Ini sangat penting karena di sekolah pun anak membutuhkan keberanian untuk bertanya dan meminta bantuan. Banyak anak yang merasa cemas untuk masuk sekolah karena khawatir tidak dapat membuka tempat minum atau tidak tahu bagaimana caranya bila ia ingin buang air kecil.
Biasakan anak untuk bertanya mengenai berbagai hal. Tentu latihan ini dilakukan terlebih dahulu di rumah. Sebagai orangtua, ibu dan bapak dapat bersikap antusias bila anak mengajukan pertanyaan. Selanjutnya, berikan kesempatan untuk dapat melatih keterampilan berbahasanya di tempat umum. Anda dapat meminta bantuan anak untuk bertanya kepada penjaga toko, misal, apakah es krim rasa cokelat kesukaannya tersedia atau tidak? Jangan lupa untuk menggunakan “kata-kata ajaib”, seperti terima kasih, tolong, silakan, permisi, dan maaf dalam situasi yang sesuai.
Bahasa lisan mulai bergeser menjadi bahasa tulisan pada periode ini. Anak seharusnya sudah terbiasa dengan kegiatan membaca buku, koran, majalah, atau komik, atau membuat buku sendiri. Jadikan aktivitas membaca buku menjadi suatu kebiasaan. Tidak hanya belajar membaca, anak juga harus mengembangkan kemampuannya untuk memahami bacaan. Pertanyaan-pertanyaan seputar bacaan seperti siapa tokohnya, bagaimana jalan ceritanya, apa yang terjadi ketika sang tokoh melakukan sesuatu dapat membantu anak untuk berlatih memusatkan perhatian dan memahami isi cerita.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
• Berlatih membaca. Banyak metode membaca yang bisa diterapkan pada anak. Yang penting adalah konsistensi dan kenyamanan anak dalam belajar. Pilih metode yang paling menyenangkan buat anak dan orangtua. Jangan terpaku dengan buku panduan, usahakan keseharian anak pun terlibat dengan kegiatan membaca.
• Libatkan anak dalam percakapan dan diskusi. Tidak harus mengenai pengalaman, orangtua pun dapat menanyakan pendapat anak mengenai sesuatu. Misal, menu makan malam yang menarik untuk hari minggu nanti.
PESAN UNTUK IBU - BAPAK
Ananda akan dengan cepat meniru bahasa yang digunakan oleh pemeran dalam tayangan yang ditonton. Ibu – bapak harus selektif dalam memilihkan tayangan. Pilihlah tayangan yang bahasanya sesuai dengan usia anak. Alangkah baiknya memerhatikan bahasa yang digunakan di lingkungan, termasuk lingkungan permainan anak. Bila anak mengatakan kata-kata yang tidak sepatutnya diucapkan, ibu – bapak tidak usah terkejut atau marah. Tanyakan dengan suara tenang, apakah anak mengerti arti kata yang diucapkan. Jelaskan bahwa kata itu tidak pantas diucapkan dan mintalah agar anak tidak menggunakan kata itu lagi.
Sumber Bacaan :
Beyond Toddlerdom : Keeping five to twelve year • olds on the rails, oleh Vermilion C, Penerbit : Green, Tahun 2000
Bright Start oleh R. C. Woolfson, Penerbit : Hamlyn, • Tahun 2003
Child Development and Education, oleh Teresa M. • McDevitt dan Jeanne Ellis Ormrod, Penerbit : Merril Prentice Hall, Tahun 2002
Guide to Understanding Your Child : Healthy • Development from Birth to Adolescence, oleh Linda. C Mayes dan Donald J. Cohen, Penerbit : Little Brown, Tahun 2002.
Teach Your Child : How to discover and enhance • your child’s potential oleh Mirriam Stoppard, Penerbit : Kindersley, Tahun 2001.
Your Childs’s Development : from birth to adolescence, • oleh Richard Lansdown. Marjorie Walker, Penerbit : Frances Lincoln, Tahun 1996.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional
Tahun 2011
Oleh: Alzena Masykouri, M. Psi
PERANGSANGAN SESUAI PERKEMBANGAN ANAK
Tak terasa, saat ini anak sedang mempersiapkan diri untuk masuk ke lingkungan yang baru, yaitu lingkungan sekolah. Jika anak sudah mempersiapkan diri untuk menjadi manusia pembelajar, dia tidak akan mengalami kesulitan memasuki dunia sekolah. Memang ada beberapa kesulitan yang mungkin dihadapi, namun anak akan dapat mengatasinya bila mendapatkan bimbingan dan bantuan.3
Buku berseri ini bertujuan agar ibu dan bapak dapat memahami tanda perkembangan anak di enam tahun pertama kehidupannya. Selanjutnya, berbekal pemahaman tersebut, ibu dan bapak dapat menyediakan lingkungan yang lebih baik dan memberikan perangsangan yang berhasil guna serta menemani anak dalam mengembangkan kemampuannya.
Terdapat empat tanda perkembangan anak yang dibahas dalam serial buku ini, yaitu : gerakan kasar dan gerakan halus, bahasa, kecerdasan, dan sosial-emosi. Perlu diingat bahwa tanda perkembangan memiliki keterkaitan satu sama lain. Pemahaman yang menyeluruh dan seimbang akan lebih efektif dibandingkan fokus terhadap satu tanda saja.
Buku ini akan membahas mengenai perkembangan bahasa anak usia 4 sampai 6 tahun yang telah mengalami kemajuan dalam penggunaan bahasa. Anak sudah mampu untuk mengemukakan pikirannya dengan menggunakan kalimat-kalimat yang jelas. Ia pun sudah dapat bercakap-cakap setiap kali ada kesempatan.
Ada beberapa contoh kegiatan untuk merangsang kemampuan anak pada buku ini. Namun, penjelasan itu tidaklah kaku atau suatu keharusan. Kembangkan sesuai dengan keadaan masing-masing anak. Setiap anak adalah unik. Ibu dan bapak harus dapat memahami keunikannya. Hindari memaksa anak melakukan kegiatan yang barangkali belum dikuasainya. Bila anak belum dapat melakukan kegiatan yang dirangsang atau terlihat belum tertarik, cobalah kegiatan yang sama beberapa kali dengan diberi rentang waktu.
PERKEMBANGAN BAHASA PADA USIA 4 – 6 TAHUN
Pada masa sekarang ini, anak sudah terbiasa dengan konsep perbincangan. Ia sudah paham bahwa ada saat di mana ia berbicara, kemudian orang lain berbicara, dan berganti ia lagi yang berbicara, dan seterusnya. Kemampuan ini didapatnya dari pengalamannya selama menggunakan bahasa yang sekaligus meningkatkan keterampilan berbicaranya. Dengan kesempatan yang didapat, anak berlatih dan terus berlatih untuk dapat berkomunikasi dua arah.
Untuk menunjang kemampuannya, luangkan waktu setiap hari untuk berbincang dengan anak. Tanyakan mengenai dirinya, ide-idenya, dan perasaannya. Tentu saja, anak mungkin tidak banyak berbicara dan terus bermain pada saat itu. Tapi, jangan patah semangat, teruslah mengajaknya berbincang.
Tak hanya mengajak berbicara, ibu dan bapak juga harus mendengarkan apa yang dikatakan. Anak akan sangat menghargai ketertarikan orangtuanya pada apa yang diucapkan, meski itu sudah dikatakannya berulang-ulang kali.
Topik pembicaraan juga sangat berpengaruh untuk menarik perhatian anak.
Bila ibu dan bapak bertanya sepulang sekolah, “Belajar apa tadi di sekolah?” kemungkinan besar anak akan menjawab, “Lupa.” Cobalah ubah pertanyaan dengan, “Apa yang membuatmu merasa sangat senang hari ini?” Awalnya, anak mungkin bingung dan berpikir keras untuk mengingat-ingat pengalamannya seharian. Ibu dan bapak bisa mengajukan pertanyaan mengenai mainan favorit atau teman favoritnya. Tanyakan, apakah hal itu membuatnya merasa senang, jika ya, maka dengarkan ceritanya.
Kesibukan sehari-hari, tidak hanya dirasakan oleh orangtua tapi juga anak-anak. Bisa jadi tumbuh rasa putus asa karena semua orang yang lebih besar darinya sibuk berbicara dan berbicara terus dengan sangat lancar dibandingkan dirinya. Oleh karena itu, berikan kesempatan kepada anak untuk berbicara dan yang lain biar mendengarkan.
Ciptakan kebiasaan itu pada saat makan malam bersama. Biasanya anak sudah makan lebih awal, sehingga perutnya masih dalam keadaan kenyang. Anak dapat bercerita mengenai pengalamannya seharian sambil menemani ibu dan bapak makan. Atau, ketika akan tidur, ibu – bapak dapat menemani dan meluangkan waktu untuk berbincang dan mendengarkan ceritanya setelah membacakan cerita. Kegiatan ini akan sangat bermanfaat bagi anak. Anak dapat melatih keterampilannya bercakap-cakap, sekaligus juga menumbuhkan percaya dirinya karena ia tahu pembicaraannya didengar.
Pilihan cara lainnya, dengan menciptakan suatu kesempatan dimana setiap anggota keluarga, termasukm anak-anak, untuk bercerita mengenai pengalamannya hari itu. Anak akan belajar, tentang caranya bercerita dan mendengarkan, juga memberikan respon pada pengalaman yang diceritakan oleh orang lain.
Untuk tahap awal, berikan kesempatan kepada anak untuk bercerita di tengah giliran, agar ia tidak bosan menunggu. Jika memungkinkan, suatu saat anak akan meminta untuk bercerita di awal karena sudah tidak sabar menceritakan pengalamannya seharian.
Selain itu, kegiatan bermain juga merupakan salah satu cara bagi anak untuk mengembangkan kemampuan berbahasanya. Ketika sedang bermain, anak merasa sangat nyaman dan tanpa beban berlatih menggunakan kemampuannya. Kadang kala, anak berbicara sendiri dengan mainannya. Tidak usah dilarang, karena ini adalah salah satu bentuk latihan dalam menggunakan bahasa. Demikian pula ketika anak menggambar dan berbincang dengan gambarnya.
Asal ibu dan bapak memberikan kesempatan yang berimbang untuk anak berlatih berbahasa dengan orang lain maupun orangtuanya, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Permainan pura-pura pun menjadi sarana yang baik bagi anak untuk berlatih keterampilan berbahasa praktis. Bermain jual-beli, dokter-dokteran, sekolah-sekolahan, atau rumah-rumahan akan membantu anak untuk menggunakan bahasa secara lisan dan dalam konteks sehari-hari. Ibu dan bapak bisa juga terlibat bermain sehingga dapat melatih anak untuk menggunakan kalimat yang tepat.
Latihan berbahasa dengan bermain peran juga dapat dikembangkan menjadi latihan untuk dapat berhubungan dengan situasi yang baru. Anak akan belajar kalimat percakapan yang dapat digunakan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Misalnya, mengucapkan salam, menjawab nama bila ditanya, bertanya siapa nama teman, meminta pertolongan untuk ke kamar mandi, dan sebagainya.
Kemampuan mendengar yang menjadi bagian penting dalam berkomunikasi sekarang mendapatkan porsi terbesar dalam pengembangan kemampuan anak. Anak yang berusia 4 tahun tampak lebih berani daripada sebelumnya dalam mengemukakan pendapatnya, terutama bila ia merasa tertarik dengan tema pembicaraannya. Bahkan seringkali tidak bisa menahan diri karena terlalu bersemangat.
Berikan kesempatan pada anak untuk menyampaikan pendapatnya sementara orangtua mendengarkan dengan seksama. Selanjutnya bertukar peran. Ibu dan bapak yang berbicara dan mintalah anak untuk mendengarkan.
PERANGSANGAN BAHASA USIA 4 – 5 TAHUN
Perangsangan bahasa bagi anak usia 4 – 5 tahun dapat dilakukan melalui kegiatan sehari-hari. Seperti, ketika menemukan suatu situasi dimana anak mengulang-ulang sesuatu agar keinginannya dituruti. Anak akan terus berusaha dengan meminta hal yang sama berulang-ulang kali. Harapannya, dengan pengulangan tersebut maka anak bisa memenangkan adu pendapat tentang pembelian mainan yang diinginkannya.
Setiap kali anak melakukan ini, berikan jawaban yang sama seperti yang telah diajukan sebelumnya. Misal, “Kita tidak beli mobil-mobilan sampai kamu berulang tahun bulan depan.” Lakukan itu setiap kali anak mengulangi permintaannya. Tidak usah gusar atau marah, karena anak sedang mengecek konsistensi perilaku ibu dan bapak. Ia pun akan belajar untuk mendengarkan orang lain.
Kesempatan semacam itu juga tepat untuk menjelaskan kepada anak mengenai kekuatan bahasa, bahwa kata-kata dapat membuat orang lain sedih, atau sebaliknya bergembira. Kalimat atau rangkaian kata yang diucapkan memiliki dampak emosional kepada orang lain. Pada usia ini, anak belum mampu memikirkan sudut pandang orang lain. Namun, dengan penjelasan mengenai situasi yang terjadi, maka anak akan dapat memahami bahwa kata-kata yang diucapkannya memiliki dampak.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
• Bermain peran. Biarkan anak meminjam pakaian dan sepatu anda. Berikan kesempatan anak untuk bermain peran menjadi bapak atau ibu, atau berperan profesi tertentu seperti dokter atau guru. Bermain peran dapat mengajarkan anak berlatih untuk menggunakan bahasa yang baku dan percakapan praktis yang berlangsung sehari-hari.
• Diskusikan pengalaman. Biasakan untuk saling menceritakan pengalaman sehari-hari. Ibu dan bapak dapat memulai diskusi dengan menceritakan kegiatan yang telah dilakukan dan perasaannya terhadap kegiatan tersebut. Minta anak untuk bergantian bercerita dan bahaslah mengenai perasaannya dalam suatu kegiatan. Manfaat lain kegiatan ini, orangtua dapat mengetahui bila ada masalah atau konflik yang dihadapi anak. Bicarakan segera terutama mengenai cara anak mengatasi permasalahan itu. Ibu dan bapak dapat melakukan penilaian, apakah anak sudah dapat mengemukakan pikirannya dengan tepat dan praktis.
• Bermain huruf. Anak dapat bermain menyebutkan kata-kata yang memiliki huruf depan tertentu. Misalnya, huruf dari namanya : TINA, T untuk topi, I untuk ikan, N untuk nanas, A untuk ayam. Variasikan permainan huruf-huruf dengan cara sebaliknya.
• Bermain “Aku lihat”. Salah satu bentuk lain permainan untuk mengenal huruf adalah menebak dimana lokasi huruf-huruf. Ibu dan bapak bisa bermain ketika membaca buku bersama atau sedang berjalan-jalan. Katakan, “Aku lihat huruf...” minta anak untuk menunjukkan dimana ibu dan bapak melihat huruf tersebut. Bila anak sudah mulai bisa merangkai huruf, carilah kata-kata sederhana yang dapat dibaca, misanya kata “toko”.
PERANGSANGAN BAHASA USIA 5 – 6 TAHUN
Bahasa menjadi alat utama bagi anak untuk belajar. Ia memahami pentingnya buku dan mencari informasi dari dalam buku. Anak juga menggunakan bahasa sebagai kunci keterampilan sosial. Ketika ia berusia lebih muda, anak bertindak terlebih dahulu baru meminta izin. Di usia ini, anak sudah mampu untuk meminta izin terlebih dahulu. Anak pun dengan percaya diri bercakap-cakap dengan orang dewasa dan menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya.
Ibu – bapak dapat mengembangkan kemampuan sosial melalui bahasa dengan mengajarkan anak kalimat-kalimat awal percakapan. Keterampilan ini dapat digunakan oleh anak untuk dapat berinteraksi dengan teman baru, misalnya. Anak seringkali bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika masuk ke lingkungan baru.
Untuk menyampaikan ketrampilan ini, ibu – bapak dapat bermain peran dengan berbagai situasi. Mulai dari memperkenalkan diri, menanyakan informasi, meminta bantuan, atau mengajak temannya bermain. Caranya dapat menggunakan media boneka tangan, buku cerita, atau bermain peran. Latihlah kalimat-kalimat sederhana, seperti “Hai, namaku Tina. Kamu siapa namanya?” Kalimat untuk meminta bantuan juga harus dilatihkan kepada anak, misalnya “Tante, tolong aku perlu ke kamar mandi.”
Tujuan penting dari semua latihan itu adalah anak berani untuk menggunakan kemampuannya dengan orang lain. Ini sangat penting karena di sekolah pun anak membutuhkan keberanian untuk bertanya dan meminta bantuan. Banyak anak yang merasa cemas untuk masuk sekolah karena khawatir tidak dapat membuka tempat minum atau tidak tahu bagaimana caranya bila ia ingin buang air kecil.
Biasakan anak untuk bertanya mengenai berbagai hal. Tentu latihan ini dilakukan terlebih dahulu di rumah. Sebagai orangtua, ibu dan bapak dapat bersikap antusias bila anak mengajukan pertanyaan. Selanjutnya, berikan kesempatan untuk dapat melatih keterampilan berbahasanya di tempat umum. Anda dapat meminta bantuan anak untuk bertanya kepada penjaga toko, misal, apakah es krim rasa cokelat kesukaannya tersedia atau tidak? Jangan lupa untuk menggunakan “kata-kata ajaib”, seperti terima kasih, tolong, silakan, permisi, dan maaf dalam situasi yang sesuai.
Bahasa lisan mulai bergeser menjadi bahasa tulisan pada periode ini. Anak seharusnya sudah terbiasa dengan kegiatan membaca buku, koran, majalah, atau komik, atau membuat buku sendiri. Jadikan aktivitas membaca buku menjadi suatu kebiasaan. Tidak hanya belajar membaca, anak juga harus mengembangkan kemampuannya untuk memahami bacaan. Pertanyaan-pertanyaan seputar bacaan seperti siapa tokohnya, bagaimana jalan ceritanya, apa yang terjadi ketika sang tokoh melakukan sesuatu dapat membantu anak untuk berlatih memusatkan perhatian dan memahami isi cerita.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
• Berlatih membaca. Banyak metode membaca yang bisa diterapkan pada anak. Yang penting adalah konsistensi dan kenyamanan anak dalam belajar. Pilih metode yang paling menyenangkan buat anak dan orangtua. Jangan terpaku dengan buku panduan, usahakan keseharian anak pun terlibat dengan kegiatan membaca.
• Libatkan anak dalam percakapan dan diskusi. Tidak harus mengenai pengalaman, orangtua pun dapat menanyakan pendapat anak mengenai sesuatu. Misal, menu makan malam yang menarik untuk hari minggu nanti.
PESAN UNTUK IBU - BAPAK
Ananda akan dengan cepat meniru bahasa yang digunakan oleh pemeran dalam tayangan yang ditonton. Ibu – bapak harus selektif dalam memilihkan tayangan. Pilihlah tayangan yang bahasanya sesuai dengan usia anak. Alangkah baiknya memerhatikan bahasa yang digunakan di lingkungan, termasuk lingkungan permainan anak. Bila anak mengatakan kata-kata yang tidak sepatutnya diucapkan, ibu – bapak tidak usah terkejut atau marah. Tanyakan dengan suara tenang, apakah anak mengerti arti kata yang diucapkan. Jelaskan bahwa kata itu tidak pantas diucapkan dan mintalah agar anak tidak menggunakan kata itu lagi.
Sumber Bacaan :
Beyond Toddlerdom : Keeping five to twelve year • olds on the rails, oleh Vermilion C, Penerbit : Green, Tahun 2000
Bright Start oleh R. C. Woolfson, Penerbit : Hamlyn, • Tahun 2003
Child Development and Education, oleh Teresa M. • McDevitt dan Jeanne Ellis Ormrod, Penerbit : Merril Prentice Hall, Tahun 2002
Guide to Understanding Your Child : Healthy • Development from Birth to Adolescence, oleh Linda. C Mayes dan Donald J. Cohen, Penerbit : Little Brown, Tahun 2002.
Teach Your Child : How to discover and enhance • your child’s potential oleh Mirriam Stoppard, Penerbit : Kindersley, Tahun 2001.
Your Childs’s Development : from birth to adolescence, • oleh Richard Lansdown. Marjorie Walker, Penerbit : Frances Lincoln, Tahun 1996.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional
Tahun 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentar Anda di Sini