Headlines News :
.
Home » , , , , » Mengasah Kemampuan Berbahasa Usia 0-2 tahun

Mengasah Kemampuan Berbahasa Usia 0-2 tahun

kemampuan berbahasa, berbahasa usia 0-2 tahun, kognitif anak, kreativitas
Mengasah Kemampuan Berbahasa Usia 0-2 tahun
Oleh: Alzena Masykouri, M. Psi

EMPAT ASPEK PERKEMBANGAN INDIVIDU
Ibu – Bapak pasti menginginkan anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik. Anak-anak yang sehat, ceria, dan cerdas selalu menjadi harapan semua orangtua. Untuk mewujudkan itu, pengasuhan memegang peranan yang penting. Tentunya dengan harapan dapat mempersiapkan anaknya memiliki ketrampilan yang kelak menjadikannya mandiri pada kehidupan sehari-hari.
Buku berseri ini bertujuan agar orangtua dapat memahami tanda-tanda perkembangan anak di enam tahun pertama kehidupannya. Selanjutnya berbekal pemahaman tersebut, orangtua dapat melakukan perangsangan yang berhasil guna dengan berbagai cara dan variasi. Tak hanya itu, orangtua juga dituntut untuk memiliki banyak ide dalam menciptakan berbagai kegiatan perangsangan untuk perkembangan anak. Beberapa contoh kegiatan yang ada di dalam buku ini dapat dikembangkan sesuai dengan keadaan masing-masing anak. Ada empat aspek perkembangan individu yang dibahas dalam serial buku ini, yaitu : aspek gerakan kasar dan gerakan halus, bahasa, kecerdasan, dan sosial-emosi.

Perkembangan itu memiliki keterkaitan satu dengan lainnya. Dengan memahami perkembangan anak maka orangtua dapat memberikan perangsangan yang berhasil guna yang dapat dilakukan dengan berbagai cara dan variasi. Buku ini khusus membahas mengenai tanda perkembangan bahasa untuk anak usia 0 sampai 2 tahun. Bentuk komunikasi pertama bayi sampai beberapa bulan usianya adalah menangis. Namun, secara menakjubkan, komunikasi verbal bayi akan berubah seiring berkembangnya kemampuan bayi. Awalnya bayi mampu mengeluarkan bunyi-bunyian sampai akhirnya dapat mengucapkan satu kata dan bercakap-cakap.
Ada beberapa contoh perangsangan dan kemampuan yang dapat dikuasai anak pada usia tertentu yang dipaparkan pada buku ini. Penjelasan tersebut tidak bersifat kaku atau suatu keharusan. Ingatlah bahwa setiap anak adalah unik dan hasil dari perangsangan dapat berbeda antar anak. Hindari memaksa anak melakukan kegiatan yang barangkali belum dikuasainya. Apalagi bila orangtua merasa bahwa anak lain yang seusia dengan anaknya sudah dapat melakukannya.

TAHAPAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA 0 – 2 TAHUN
Kemampuan berbahasa ketika bayi adalah luar biasa. Bayangkan, ketika lahir, ia hanya menangis, selanjutnya ia mampu mengucapkan kata pertama yang segera diikuti dengan rentetan kata-kata selanjutnya.
Perkembangan bahasa bayi berlangsung dalam tahapan yang tersusun dan teratur. Bayi menghadapi tantangan yang lebih sulit daripada ketika kita belajar bahasa asing. Ia harus menyesuaikan diri dengan segala bunyi-bunyian bahasa dari lingkungan di sekitarnya dan kemudian memahaminya. Pada sebagian besar bayi, kemampuan dan keterampilan berbahasa didapatkan secara alami.
Banyak penelitian menyimpulkan bahwa bayi memiliki kemampuan alami untuk belajar bahasa. Jadi ketika lahir, bayi sudah mempunyai kemampuan awal untuk memahami bunyi-bunyian yang nantinya berkembang menjadi kemampuan berbahasa. Selain itu, ada faktor lain yang juga berperan penting, yaitu perangsangan bahasa oleh lingkungan.

Tahapan Berbahasa
Apa pun bahasa ibu si bayi, semua bayi di dunia memiliki tahapan berbahasa yang sama dan terjadi pada kisaran usia yang sama pula.
• Tangisan dan Bahasa Tubuh (Non verbal). Sampai sekitar usia 6 minggu, bayi tidak dapat mengeluarkan suara tertentu, kecuali menangis. Bentuk komunikasi lain adalah dengan bahasa tubuh, seperti gerakan lengan dan kaki, ekspresi wajah, dan kontak mata.
• Suara-suara adalah bunyi-bunyian vokal yang berulang, seperti “u..u..” atau ”a..a..” yang disuarakan ketika ia merasa nyaman. Ini muncul ketika bayi berusia 2 bulan dan menghilang beberapa bulan kemudian, digantikan dengan kemampuan selanjutnya.
• Mengoceh (acak). Bunyi mengoceh (acak) adalah sekumpulan suara yang dikeluarkan bayi ketika mendapatkan perhatian orang lain. Sekitar usia 5 bulan, bayi mulai dapat mengeluarkan bunyi yang lebih bervariasi. Hal ini dimungkinkan karena pita suara dan kemampuan bernafas bayi sudah lebih matang dan lebih baik.
• Mengoceh. Untuk beberapa bulan ke depan, bayi mengeluarkan ocehan dengan bunyi yang lebih terkendali. Bahkan, mulai mampu ‘mengobrol’. Terkadang, mulai menggunakan suara yang berulang dan lebih jelas, seperti ‘papapapa’, ‘babababa’, ‘mamama’.
• Bicara awal. Mendekati tahun pertama, anak sudah mampu mengeluarkan suara seakan-akan berbicara dengan Ibu dan bapak. Ekspresi wajah dan intonasi suaranya sudah tampak seperti benar-benar berbicara, tetapi belum ada kata yang jelas diucapkannya.
• Kata pertama. Jantung Ibu dan bapak seakan berhenti berdetak ketika bayi mengucapkan kata pertamanya. Kosa katanya akan bertambah dengan pesat, sekitar 50 kata di usia 18 bulan. 
Mendengar dan Berbicara
Manusia berkomunikasi dengan dua cara, berbicara dan mendengar. Demikian pula dengan bayi. Pertama, bahasa reseptif, yaitu mendengar suara dan bunyi-bunyian, kemudian mengartikan apa yang ia dengar. Keterampilan ini membuat bayi mampu memahami suara atau bunyi yang didengarnya. Misalnya, bayi akan paham bila Ibu- Bapak menyuruhnya untuk meletakkan gelas di atas meja meskipun ia belum mampu berbicara.
Kedua, bayi juga memiliki kemampuan bahasa ekspresif. Bayi mampu membuat suara atau bunyi sendiri sehingga dapat berkomunikasi dengan Ibu - Bapak. Ketika melakukan perangsangan berkomunikasi, pusatkan perhatian pada keduanya, bahasa reseptif dan ekspresif.
Biasanya, kemampuan bahasa reseptif berkembang terlebih dahulu dibandingkan bahasa ekspresif. Bayi memahami banyak kata yang didengar dan menunjukkan pemahamannya akan kata tersebut, meskipun belum bisa mengucapkannya. Misal, bayi akan tersenyum atau menengok ketika ibu dan bapak memanggil namanya, mampu melakukan yang diminta, atau memerhatikan Ibu - Bapak ketika berbicara dengan orang lain. Itu pertanda, bayi memiliki semangat untuk memberikan tanggapan, meskipun belum mampu untuk berbicara.

PERANGSANGAN BAHASA
USIA 0-3 BULAN
Ketika baru lahir, bayi belum bisa berbicara. Bentuk komunikasi yang digunakan adalah menangis, mimik wajah, dan gerak tubuh. Dengan cara itu, bayi berusaha menyampaikan kebutuhannya kepada orangtua. Perangsangan bahasa yang dilakukan pada periode ini adalah suatu permulaan dari proses pengembangan kemampuan berbahasanya.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
• Bicara, bicara, bicara. Orangtua harus terus berbicara kepada bayinya, meski ia hanya membalas dengan menangis atau tatapan mata. Ketika menggendong, Ibu dan bapak dapat mengobrol atau menceritakan apa saja yang dilihat. Gunakan kalimat pendek dengan tekanan dan pengucapan yang jelas. Bukan bahasa yang dicadel-cadelkan. Ketika bayi menangis pun, usahakan untuk mengartikan tangisannya, misalnya, “Ananda menangis karena lapar ya?”
• Memberikan tanggapan ketika bayi mengeluarkan suara.
Ketika bayi bersuara, meski tidak jelas, Ibu dan bapak dapat memberikan balasan dengan tersenyum dan berbicara seperti sedang mengobrol.
• Bermain agar bicara. Bayi senang mengeluarkan suara-suara untuk menyampaikan perasaannya, demikian pula ketika bermain dengan orangtuanya. Berikan tanggapan yang sekaligus mengajak untuk berlatih mendengarkan. Ibu dan bapak dapat berbisik atau memanggil namanya. Kemampuan mendengarkan adalah bagian yang penting dalam komunikasi.

PERANGSANGAN BAHASA
USIA 4-6 BULAN
Bayi sudah masuk tahap mengoceh. Sepanjang hari bayi akan mengoceh dan mengeluarkan suara-suara dari mulut mungilnya, terutama ketika sedang bermain dengan orangtuanya atau sendirian.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
• Putar musik dengan berbagai tempo dan irama. Bayi akan menunjukkan reaksi terhadap berbagai jenis musik yang didengarnya. Musik dengan irama yang cepat mungkin akan membuatnya bersemangat dan tertawa, sedangkan musik yang lembut akan membuatnya tenang dan nyaman.
• Wajah saling berhadapan ketika berbicara. Ketika sedang menggendong, hadapkan bayi pada wajah Ibu dan bapak, kemudian ajaklah berbicara dan ceritakan tentang apa yang dilihat. Demikian pula ketika sedang berbaring di tempat tidur atau kereta dorong. Berikan tanggapan bila bayi mengeluarkan suara-suara ketika sedang berbicara.
• Bunyikan suara-suara baru. Untuk memperkaya suara yang didengar, perkenalkan suara-suara baru ketika menggendongnya. Biarkan anak mendengar suara dan mencoba menirukannya.

PERANGSANGAN BAHASA
USIA 7-9 BULAN
Jika Ibu – Bapak memperhatikan suara bayi, maka akan mengenali suatu pola. Bayi akan mengeluarkan suara dengan kombinasi tertentu pada situasi yang tertentu pula. Ini merupakan tanda bahwa bayi mulai mengoceh, tidak lagi acak. Artinya, ia menggunakan bahasa dengan kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.
Cermati kemampuan mendengar anak. Kemampuan mendengar yang lemah dapat menghambat perkembangan bahasanya. Ciri-ciri bayi memiliki gangguan pendengaran antara lain tidak memberikan tanggapan pada suara yang ada, reaksinya terhadap suara tidak sejalan dengan pandangan matanya. Ini ditunjukkan dengan tidak memberikan tanggapan dengan segera ketika Ibu – Bapak datang karena ia tidak mendengar suara itu.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
• Biarkan anak bermain liur. Perhatikan ketika bayi bermain dengan air liurnya. Ia akan mengeluarkan suara-suara. Kegiatan ini membantu bayi untuk memperkuat otot-otot di sekitar mulut dan bibirnya.
• Bermain ciluk ba dan bernyanyi. Kegiatan ini akan menarik bagi bayi. Ia akan mendengar suara berulang-ulang seperti, ‘tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk’ ketika bernyanyi naik delman. Sedangkan permainan cilukba akan membantu anak untuk berlatih memusatkan perhatian.

PERANGSANGAN BAHASA
USIA 10-12 BULAN.
Apakah saat ini bayi sudah mengucapkan kata pertamanya? Ketika ia mengucapkan kata pertamanya, berarti tahapan utama dalam perkembangan bahasanya telah terlampaui. Ia sudah dapat berkomunikasi. Perbendaharaan kata akan berkembang selama beberapa waktu mendatang.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
• Tetaplah berbicara sepanjang hari. Ini akan sangat membantu bayi untuk mengembangkan kosa kata yang dimilikinya.
• Perintah sederhana. Minta bayi untuk melakukan perintah sederhana, seperti “Tolong ambilkan sendok” dan berikan respon positif berupa senyuman atau pelukan bila dapat memahami perintah itu. Jika belum memahami, ulangi perintah dan tunjukkan sendok kepadanya.
• Bacakan cerita. Jadikan kegiatan ini sebagai ritual bersama. Pangku bayi atau duduklah bersebelahan. Cermati perilakunya. Lakukan tanpa ada gangguan dari suara televisi, radio, atau percakapan orang lain.

PERANGSANGAN BAHASA
USIA 13-18 BULAN
Jika sampai saat ini anak belum mulai bicara, jangan khawatir terlebih dulu. Setiap anak mengembangkan pola tersendiri, meski sebagian besar anak sudah menyebutkan kata pertamanya sebelum berusia 15 bulan. Perhatikan apakah tanda-tanda perkembangan bahasa yang lainnya sudah sesuai usia atau tidak.
Mampukah anak memahami pembicaraan yang ditujukan kepadanya (bahasa reseptif) dan dapat membalasnya dengan baik? Perhatikan kemampuan anak untuk memusatkan perhatian. Apakah sudah sesuai dengan usianya atau tidak? Jika ragu, periksa dan bertanyalah ke dokter anak atau psikolog anak untuk memantau perkembangan anak.
Sekitar usia 16 bulan, anak sudah memiliki perbendaharaan yang cukup banyak dan dapat menggunakannya dalam situasi yang tepat. Demikian pula dengan lafal bicaranya sudah cukup jelas sehingga dipahami oleh orang lain. Kemampuannya untuk memusatkan perhatian juga sudah lebih baik sehingga akan lebih memahami pembicaraan yang didengar.

Kegiatan yang dapat dilakukan:
• Pengenalan warna. Anak mulai dapat mengenal warna. Sebutkan warna-warna yang berada di sekitarnya.
• Tunjukkan reaksi positif ibu dan bapak setiap kali anak mengucapkan satu kata.
• Bermain boneka jari. Permainan yang penuh khayalan ini akan merangsang anak untuk berbicara. Bermainlah bersama anak, gerakkan boneka jari dan ajaklah anak untuk bercakap-cakap menggunakan boneka jari.
• Bernyanyi bersama. Saat ini anak pasti punya
• lagu kesukaannya. Biarkan ia menyebutkan kata
• terakhir dari setiap baris lirik lagu.
• Tunjukkan perhatian ketika anak berbicara,
• karena ia ingin menyampaikan sesuatu. Dengarkan
• baik-baik dan berikan tanggapan positif.
• Bahkan ketika ibu dan bapak tidak mengerti
• dengan jelas apa maksudnya.

PERANGSANGAN BAHASA
USIA 19-24 BULAN
Proses penguasaan bahasa terus berlanjut. Pada rentang usia ini anak menyadari bahwa bicara dan berbahasa tidak hanya bertujuan untuk mengkomunikasikan ide dan perasaannya. Ada tujuan yang lain yaitu untuk menjalin hubungan dengan lingkungan sosial. Anak mulai tertarik pada kegiatan bincang-bincang. Perbendaharaannya berkembang pesat, demikian pula dengan susunan kalimatnya.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
• Bernyanyi bersama. Kegiatan ini sangat menyenangkan bagi anak. Ia akan mempelajari kata-kata baru dengan cepat dan menggunakannya dalam situasi sehari-hari.
• Bermain sambil belajar bahasa. Gunakan mainan yang disukai oleh anak untuk mengenalkan konsep bahasa seperti konsep arah (atas, bawah) atau ukuran (besar, kecil). Minta anak untuk meletakkan mainannya (boneka/bola/mobil-mobilan) di atas meja atau di bawah meja. Anak juga sudah mulai bisa memilih mana bola yang besar dan kecil.
• Mengenali anggota keluarga. Manfaatkan foto keluarga agar anak bisa mencari dan menetapkan anggota keluarga lainnya. Foto dengan suasana tertentu, misalnya hari raya, arisan, atau liburan, dapat menjadi bahasan untuk bercakap-cakap dengan anak.
• Membaca cerita bersama. Ketika membacakan cerita yang sudah dikenal oleh anak, ubahlah jalan ceritanya (misalnya nama salah satu tokohnya). Perhatikan apakah anak memerhatikan dan membetulkan kesalahan tersebut.

PESAN UNTUK IBU DAN BAPAK
Kegiatan berbahasa (berbicara dan mendengarkan) dapat dilakukan sejak dini. Teruslah berbicara dan mengajak anak bercakap-cakap. Bicaralah dengan bahasa yang baik dan benar, bukan bahasa bayi. Latihan-latihan yang melibatkan bibir dan lidah seperti meniup, menyedot minuman dengan sedotan, atau memainkan lidah dapat membantu anak untuk mengembangkan kendalinya terhadap organ-organ bicara.
Bacakan cerita secara rutin kepada anak dan buatlah hari-hari ibu dan bapak menyenangkan bersama si kecil. Kemampuan mendengar dan memperhatikan juga akan sangat membantu perkembangan bahasa anak.

Sumber Bacaan :
Beyond Toddlerdom : Keeping five to twelve year • olds on the rails, oleh Vermilion C, Penerbit : Green, Tahun 2000
Bright Start oleh R. C. Woolfson, Penerbit : Hamlyn, • Tahun 2003
Child Development and Education, oleh Teresa M. • McDevitt dan Jeanne Ellis Ormrod, Penerbit : Merril Prentice Hall, Tahun 2002
Guide to Understanding Your Child : Healthy • Development from Birth to Adolescence, oleh Linda. C Mayes dan Donald J. Cohen, Penerbit : Little Brown, Tahun 2002.
Teach Your Child : How to discover and enhance • your child’s potential oleh Mirriam Stoppard, Penerbit : Kindersley, Tahun 2001.
Your Childs’s Development : from birth to adolescence, • oleh Richard Lansdown. Marjorie Walker, Penerbit : Frances Lincoln, Tahun 1996.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional
Tahun 2011
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

.
 
Support : Zaahir Shop | E-Kids | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Diary Zaahir | Diary Ummi dan Abi untuk Generasi Cemerlang - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template