di Usia 2-4 tahun
Oleh: Alzena Masykouri, M. Psi
TANDA PERKEMBANGAN ANAK USIA 2 – 4 TAHUN
Selama periode usia 2-4 tahun, anak menunjukkan perubahan di seluruh tanda perkembangannya. Berawal dari bayi yang bergantung kepada orang lain menjadi anak yang mandiri. Perkembangan bahasanya juga mengalami kemajuan.
Semula hanya bisa menangis, sekarang sudah dapat berbincang-bincang dengan asyik mengenai banyak hal dengan Ibu - Bapak. Demikian pula perkembangan sosialnya. Pada periode ini anak menikmati sekali bermain dengan teman sebayanya. Ia pun belajar berbagai keterampilan sosial dalam interaksi bersama lingkungan sosialnya.
Buku berseri ini bertujuan agar orangtua dapat memahami tanda perkembangan anak di enam tahun pertama kehidupannya. Dengan pemahaman tersebut, diharapkan orangtua dapat menyediakan lingkungan yang lebih baik dan dapat melakukan perangsangan serta menemani anak dalam mengembangkan kemampuannya.
Terdapat empat tanda perkembangan individu yang dibahas dalam serial buku ini, yaitu : perkembangan gerakan kasar dan gerakan halus, bahasa, kecerdasan, dan sosial-emosi. Tanda perkembangan tersebut memiliki keterkaitan satu dengan lainnya. Pemahaman yang menyeluruh dan seimbang terhadap tanda perkembangan akan lebih berhasil guna dibandingkan hanya terpusat pada satu tanda saja.
Penggunaan bahasa yang ditunjukkan anak dalam periode ini menjadi lebih rumit dan hampir mendekati sempurna. Ragam katanya berkembang sangat pesat. Bahasa tidak hanya sebagai sarana mengkomunikasikan keinginannya, tetapi juga untuk mendengar perasaan orang lain dan memahami kebutuhan orang lain. Ia sudah menggunakan kalimat lengkap dan penuh makna.
Buku ini akan memberikan contoh perangsangan dan kemampuan yang dapat dikuasai anak pada usia tertentu. Namun, penjelasan itu tidaklah kaku atau suatu keharusan. Sebab, setiap anak adalah unik dan hasil dari perangsangan dapat berbeda antar anak. Hindari memaksa anak melakukan kegiatan yang barangkali belum dikuasainya. Harap bersabar, dan cobalah kegiatan yang sama beberapa kali dengan diberi rentang waktu.
PERKEMBANGAN BAHASA ANAK USIA 2 - 4 TAHUN
Dalam perkembangannya, kemampuan berbahasa tidak hanya meliputi kemampuan bicara saja. Anak juga harus menguasai kemampuan mendengar. Cara melatihnya, anak diminta untuk memusatkan perhatian pada apa yang dikatakan orang lain. Sesuai dengan karakter anak usia ini, terkadang anak bersikap tidak sabar dalam mendengarkan perkataan orang lain. Ia sudah ingin bergerak atau bertindak sebelum paham sepenuhnya apa yang dimaksud oleh orang yang sedang mengajaknya berbicara.
Cara yang paling sederhana dalam mengajarkan kemampuan mendengar adalah dengan mengurangi gangguan. Contoh, anak tidak akan mendengarkan jika Ibu – Bapak berbicara dari jarak yang jauh sementara televisi menyala dan suaranya keras. Sebaiknya yang dilakukan adalah mematikan televisi terlebih dahulu dan mendekat ke anak sebelum berbicara.
Kebanyakan anak tidak mendengarkan kata-kata di awal kalimat orangtuanya, karena belum sepenuhnya memusatkan perhatian. Untuk menghindari, sebut atau panggil dulu nama anak sebelum memulai pembicaraan.
Mulailah berbicara jika sudah merasa yakin bahwa anak memusatkan perhatiannya. Minta anak untuk memandang ke mata Ibu – Bapak selama berbicara kepadanya. Jika anak tidak mendengar secara seksama, mintalah untuk mengulang pembicaraan Ibu - Bapak. Lakukan ini secara santai dan lembut, bukan dalam bentuk marah atau bentakan.
Selain keterampilan mendengar, pada usia ini anak juga mengembangkan kemampuan awal untuk berbahasa tulisan atau membaca. Cobalah untuk menggunakan kata-kata yang tertulis di sekitar anak. Misalnya, tulisan namanya, nama toko yang sering dikunjungi atau merek mobil yang sering dilihatnya. Ibu – Bapak juga bisa menggunakan tulisan dari bungkus susu atau biskuit yang sering ia makan atau minum.
Sebutkan dengan jelas sambil menunjukkan tulisan itu dari kiri ke kanan. Kegiatan seperti ini akan membantu anak untuk mengenali bahwa membaca itu sangat erat kaitannya dengan kegiatan sehari-hari, dan tidak terbatas hanya kegiatan sekolah saja. Anak pun akan senang melakukan kegiatan menggunting huruf-huruf yang ia temukan dan menempelnya.
Kegiatan berbahasa juga erat kaitannya dengan buku. Pemahaman akan buku merupakan dasar yang penting bagi aktivitas pra-membaca. Berikan berbagai macam buku meskipun anak belum bisa membacanya. Pada usia sekitar 3 tahun, anak sudah mulai dapat memahami bahwa judul buku berada di bagian depan. Ada cara tertentu untuk memegang buku agar dapat membacanya. Membaca dimulai dari depan berakhir di bagian belakang. Keterampilan berbicara anak juga berkembang pesat. Sekarang, ia tidak hanya berbicara untuk mengekspresikan dirinya, tetapi juga bertujuan untuk mendapatkan informasi. Anda akan merasa bosan mendengar kata-kata, “Kenapa?” dari mulut mungilnya. Itu dilakukannya untuk memuaskan rasa ingin tahunya.
Selain itu, Ibu – Bapak juga akan mendengarnya bertanya mengenai ‘siapa’, ‘bagaimana’, dan ‘apa’. Jangan khawatir kalau anak juga bertanya hal-hal yang tak terduga, seperti “Kenapa kita punya rambut?” dan segudang pertanyaan lainnya. Jawablah dengan tenang dan jangan berbohong. Bila Ibu – Bapak tidak tahu, katakan bahwa kita (orangtua dan anak) akan mencari jawabannya bersama-sama. Anak juga senang mengulang-ulang pertanyaan, meski sudah dijawab. Faktanya adalah anak mungkin tidak memahami penjelasan awal yang diberikan dan meminta Ibu – Bapak untuk menjelaskannya kembali.
PERANGSANGAN BAHASA
USIA 2-3 TAHUN
Perkembangan bahasa anak tampak dari bahasa sehari-hari yang digunakannya. Ia mulai mampu memberikan gambaran atas suatu situasi atau benda dengan menggunakan kata-kata. Tak hanya itu, ia pun mulai dapat bercakap-cakap dengan anak seusianya, apalagi dengan orang dewasa. Selain itu, ia tidak berhenti bertanya dan berbicara.
Pada rentang usia ini, anak juga mendapatkan banyak perangsangan dari lingkungan pergaulannya. Hubungan yang dilakukan dengan teman sebaya merangsang kemampuannya berkomunikasi. Ibu – Bapak dapat mengatur pertemuan rutin antara anak dengan teman-temannya. Anak bisa mengikuti kegiatan bermain di kelompok bermain atau berkunjung ke rumah teman-temannya.
Kemampuan berkhayalnya pun berkembang dengan baik. Anak menyenangi kegiatan bermain pura-pura, misalnya, berdandan menggunakan pakaian ibu atau bapaknya, memainkan peran profesi, seperti main polisi-polisian, dokter-dokteran, sekolah-sekolahan, dan lain-lain. Ikutlah bermain dengan anak, dan lakukan perangsangan bahasanya dengan berlatih memerankan tokoh yang bukan dirinya.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
• Percakapan mengenai tayangan televisi atau film yang ditonton anak. Setelah ia selesai menonton, ajak anak untuk membicarakan tayangan tersebut. Tanyakan padanya mengenai nama tokohnya dan akhir ceritanya.
• Menggunakan kata posisi di dalam kalimat. Bantu anak untuk memahami arti kata-kata di atas, di dalam, dan di bawah dengan menunjukkannya nyatanya. Sebagai contoh, “Boneka diletakkan di atas meja, sedangkan mobil-mobilan diletakkan di dalam kotak.”
• Bersenang-senang sambil membaca buku. Kontak fisik tetap diperlukan ketika membaca buku. Anak akan merasa nyaman sehingga ia mengembangkan perasaan positif dan siap untuk mendengarkan serta berdiskusi mengenai buku yang dibaca.
• Berbincang-bincang tentang gambar dan kegiatannya. Ketika anak menunjukkan hasil karyanya, apapun itu, berikan dukungan dengan berbincang mengenai hasil karyanya. Dengarkan secara seksama apa yang ia jelaskan. Berikan tanggapan positif yang sesuai.
PERANGSANGAN BAHASA
USIA 3 - 4 TAHUN
Perkembangan bahasanya terus berlanjut, anak menggunakan kata dan kalimat yang mendekati sempurna. Anak senang sekali berbicara, bahkan ketika Ibu – Bapak sedang menginginkan suasana sepi. Anak akan menyampaikan apa saja yang diketahuinya kepada orangtuanya. Ia mengkombinasikan kata, gerak tubuh, dan mimik wajah untuk membuat pembahasan yang disampaikannya menarik.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan anak semakin berbobot. Ia akan mencari informasi dengan saksama. Kalimat-kalimatnya pun menjadi lebih panjang dari periode sebelumnya. Ketrampilan berbahasanya berkembang baik, namun anak masih menggunakan bahasa tubuh untuk memperjelas maksudnya. Perhatikan mimik wajah, tangan, dan lengan, juga posisi tubuhnya. Semua mengandung informasi mengenai apa yang dirasakan dan ingin disampaikannya.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
• Berikan perintah yang lebih sulit. Ajukan permintaan dengan dua atau tiga informasi, seperti “Tolong letakkan buku ini di atas meja dan tutup pintu itu,”. Jika anak mampu memusatkan perhatiannya pada apa yang dikatakan, maka ia akan mampu untuk menyelesaikan apa yang Ibu – Bapak minta.
• Bermain boneka tangan. Ajak anak bermain pura-pura dengan menggunakan boneka jari. Bila tidak memiliki boneka jari atau boneka tangan, gunakan kertas bergambar yang dapat digunakan di tangan anak. Biarkan anak bermain boneka jari dengan saling bercakap-cakap, atau akan lebih seru bila Ibu – Bapak ikut bermain dengannya.
• Bermain “suara siapa” sambil menonton tayangan yang disukai anak, minta ia untuk memejamkan mata dan menebak suara tokoh yang mana yang didengarnya. Berikan dukungan dan pujian bila ia dapat menebak dengan tepat.
• Bercerita menggunakan foto. Gunakan foto yang menarik dan ajak anak bercerita menggunakan foto tersebut. Biarkan anak melihat dan bertanya apa pun mengenai foto tersebut. Tanyakan juga apakah anak mengingat pengalaman yang terekam dalam foto tersebut.
• Bermain huruf-huruf. Buatlah tulisan huruf-huruf di selembar kertas, misalnya nama anak “ S A R I” lalu, dengan menggunakan guntingan huruf dari kardus atau kalender, minta anak menyusun namanya.
• Menjelaskan rasa. Berikan beberapa makanan untuk dicicipi oleh anak dan minta ia untuk menjelaskan bagaimana yang dirasakan. Misalnya : kue keju, puding dingin, roti gula, dan bakwan goreng. Katakan Ibu –
Mengasah Kemampuan Berbahasa Pada Usia 2-4 Tahun
Bapak tidak tahu bagaimana rasanya sehingga harus menjelaskan dengan sejelas-jelasnya, bukan hanya sekedar “enak” atau “tidak enak”.
PESAN UNTUK IBU - BAPAK
Menghadapi kecerewetan anak, meski merasa kewalahan tetaplah menjadi teman bicara yang baik baginya. Anak akan belajar banyak cara bicara dari Ibu - Bapak. Tidak perlu buru-buru mengenalkan bahasa asing pada anak, terutama bila orangtua sendiri tidak menguasai bahasa asing tersebut dengan baik.
Bila sampai periode ini anak belum lancar berbicara, bahkan belum mengucapkan kata secara spontan, Ibu – Bapak harus membawanya konsultasi ke dokter anak atau pun psikolog anak. Hal ini perlu dilakukan dengan segera agar anak bisa mendapatkan penanganan yang tepat sesuai dengan kesulitannya.
Sumber Bacaan :
Beyond Toddlerdom : Keeping five to twelve year • olds on the rails, oleh Vermilion C, Penerbit : Green, Tahun 2000
Bright Start oleh R. C. Woolfson, Penerbit : Hamlyn, • Tahun 2003
Child Development and Education, oleh Teresa M. • McDevitt dan Jeanne Ellis Ormrod, Penerbit : Merril Prentice Hall, Tahun 2002
Guide to Understanding Your Child : Healthy • Development from Birth to Adolescence, oleh Linda. C Mayes dan Donald J. Cohen, Penerbit : Little Brown, Tahun 2002.
Teach Your Child : How to discover and enhance • your child’s potential oleh Mirriam Stoppard, Penerbit : Kindersley, Tahun 2001.
Your Childs’s Development : from birth to adolescence, • oleh Richard Lansdown. Marjorie Walker, Penerbit : Frances Lincoln, Tahun 1996.
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal
Kementerian Pendidikan Nasional
Tahun 2011
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !