PERANGSANGAN GERAKAN KASAR DAN GERAKAN HALUS BERDASARKAN USIA ANAK
A. USIA 0—3 BULAN
GERAKAN KASAR
Jika
kita perhatikan, di usia beberapa pekan bayi mulai dapat menggerakkan
kepala/lehernya dari kiri atau kanan, meskipun biasanya ia akan
meletakkan kepalanya ke arah sebelah kanan. Melewati usia 3 bulan, ia
mulai dapat mengangkat kepalanya dari permukaan tempatnya bertelungkup.
Berkembangnya kemampuan untuk mengendalikan pergerakan kepala ini
membuat anak memiliki kesempatan untuk melihat keadaan sekelilingnya.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
• Biarkan anak menendang sesuka hati. Hal ini menunjukkan rasa senangnya. Jaga agar anak tidak tergelincir.
•
Berbaringlah bersama anak. Tidak hanya ketika tidur ibu dan ayah
menemaninya sambil berbaring, tetapi juga ketika terjaga. Anak akan
merasa nyaman dan berusaha untuk melihat kita, juga bergerak ke arah
kita.
• Letakkan mainan di salah satu sisi tempatnya berbaring.
Lakukan secara bergantian, kali ini di sisi kiri, esok di sisi kanan.
Dengan mengubah letak mainan, secara tak langsung ibu dan ayah
merangsang anak untuk menggunakan otot tubuh yang berbeda agar dapat
meraih mainan yang menarik perhatiannya.
GERAKAN HALUS
Untuk
merangsang kemampuan gerakan halus anak, yang pertama kali harus kita
lakukan adalah mendapatkan perhatiannya. Aneka jenis mainan yang aman
dapat membantu anak memusatkan perhatian dan berusaha untuk meraihnya.
Anda dapat menggantungkannya di atas tempat tidur bayi. Pastikan bahwa
mainan yang anda gantungkan berada dalam jangkauan jarak pandang dan
anak dapat menggapainya. Cara lain adalah dengan membiarkan anak melihat
apa yang anda lakukan dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya, ketika anda
merapikan pakaian anak, anda dapat memperlihatkan bagaimana anda
menyusun pakaian. Anak akan tertarik dengan kegiatan berulang-ulang yang
anda lakukan dan berusaha untuk meraihnya dengan menggerak-gerakkan
tangannya.
Kegiatan yang dapat dilakukan :
• Sediakan mainan
yang dapat digenggam oleh tangan mungilnya. Mainan berukuran besar
sering kali membuat anak kesulitan menggenggamnya. Bila anak mengalami
kesulitan, kadang ia pun kehilangan rasa tertarik untuk mencoba
meraihnya. Anak senang meraih benda dan mengamatinya dari jarak dekat.
•
Letakkan mainan dalam jangkauan anak. Usahakan anak tertarik dan
berusaha meraihnya. Jangan terlalu jauh meletakkannya agar anak tidak
merasa putus asa dan kehilangan rasa tertarik terhadap mainan tersebut.
Sesekali ibu dan ayah dapat membantunya dengan memberikan mainan yang ia
minati bila ia terlihat kesulitan untuk mendapatkannya.
• Bermain
tangan. Tidak harus mainan yang berwarna-warni atau berbagai bentuk,
anak pun akan tertarik bermain dengan tangan ibu dan ayah. Gerakkan
tangan ibu dan ayah dengan variasi agar anak pun berusaha untuk meraih
atau meniru gerakan tangan ibu dan ayah.
B. USIA 4—6 BULAN
GERAKAN KASAR
Pada
usia sekitar 4 bulan, anak sudah menunjukkan kemampuan berguling dari
satu sisi ke sisi lain. Kemampuan luar biasa ini melibatkan kerja sama
antara kepala, leher, dada, pinggang, lengan, dan kaki. Anak sudah bisa
melakukan gerakan-gerakannya secara mandiri, tidak lagi bergantung pada
keberadaan orang lain. Anak juga memperluas jangkauan jelajahnya. Dengan
dikuasainya kemampuan berguling, anak menunjukkan bahwa ia telah siap
untuk mampu duduk, merangkak, lalu berjalan.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
•
Permainan gelitik di bawah lengan dan sepanjang tubuhnya. Anak akan
menggerak-gerakkan lengan dan kakinya sebagai pertanda ia merasa
gembira. Namun ingat, jangan berlebihan dalam melakukan permainan ini,
karena anak bisa saja menangis lantaran terlalu gembira atau bahkan
ketakutan.
• Dalam posisi telungkup, letakkan mainan di luar
jangkauannya, anak akan berusaha meraih mainan itu. Ia akan menyadari
bahwa ia dapat bergerak ke arah mainan tersebut. Hindari meletakkan
mainan terlalu jauh, anak bisa frustrasi dan menolak untuk berusaha
mengambil mainannya.
• Berbicara sambil bergerak di sekitar anak.
Kegiatan ini dapat dilakukan bila anak berada dalam posisi duduk yang
stabil, misalnya duduk di kursi makan atau di kereta dorong. Ibu dan
ayah dapat bercakap-cakap dengan anak sambil bergerak ke arah yang
berlainan. Tujuannya agar kepala anak dapat bergerak mengikuti arah ibu
dan ayah. Dengan demikian, ia mengembangkan kemampuan pengendalian dan
keseimbangan dari kepala dan tubuh bagian atas.
• Beri mainan yang
dapat digenggam ketika anak sedang dipangku. Keterampilan anak untuk
mempertahankan keseimbangannya akan makin berkembang ketika ia
memusatkan perhatiannya pada kegiatan lain dalam waktu yang bersamaan.
GERAKAN HALUS
Anak
suka bermain-main dengan jari tangannya dan memasukkan benda-benda yang
dipegangnya ke dalam mulut. Ibu dan ayah harus waspada dan berusaha
meminimalkan kecelakaan yang mungkin terjadi dengan memberikan
benda-benda yang aman saja bagi anak untuk diraih dan dipegang. Bila
anak terlihat memasukkan benda yang membahayakan dirinya, bersikaplah
wajar tapi sigap: ambil barang tersebut tanpa panik atau marah-marah
atau terkejut, dan katakan pada anak bahwa barang itu tidak boleh masuk
ke mulut. Demikian pula bila anak ingin menjangkau benda berbahaya,
seperti stop kontak (colokan listrik) atau benda tajam, segera pindahkan
anak dan katakan bahwa ia tidak dapat menyentuh benda tersebut. Ibu dan
ayah juga dapat melakukan tindakan pengamanan dengan menutup stop
kontak yang berada di sekitar area jelajah anak. Tentu saja, ibu dan
ayah harus mengingatkan anak berulang kali. Yang paling penting adalah
menjaga keselamatan anak dengan menghindarkan benda-benda tersebut dari
wilayah jelajahnya.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
•
Tunjukkan kesungguhan ibu dan ayah ketika ananda melakukan jelajahnya.
Si buah hati ingin membuat ibu dan ayahnya senang dalam setiap
kesempatan. Jadi, senyum dan pujian kita ketika ia melakukan kegiatan
jelajahnya akan membuatnya lebih bersemangat dalam melakukan
kegiatannya.
• Tunjukkan pada anak cara memindahkan barang dari
satu tangan ke tangan lainnya. Keterampilan ini akan dapat dikuasai oleh
anak bila ia mendapatkan contoh bagaimana cara melakukannya. Memang
terlihat mudah bagi kita, namun tak demikian halnya bagi anak, dia
memerlukan latihan agar terampil melakukannya.
C. USIA 7—9 BULAN
GERAKAN KASAR
Di
rentang usia ini, biasanya anak mulai merasa frustrasi bila ia tidak
berhasil mendapatkan keinginannya. Hal ini terjadi karena anak sudah
memiliki banyak keinginan, namun kemampuannya masih terbatas. Contoh,
anak ingin meraih mainan yang terletak sekitar 1 meter di hadapannya.
Dengan segala upaya ia mencoba bergerak mendekati mainan itu, tetapi
tidak berhasil. Anak kemudian merasa kesal dan menunjukkan emosinya
dengan berteriak atau menangis. Hal ini wajar saja. Sebagai orangtua,
ibu dan ayah dapat menenangkannya dan memberi semangat dengan
mendekatkan mainan itu atau bila perlu memberikan mainan yang
diinginkan. Yang penting adalah berikan kesempatan kepada anak untuk
berusaha dan mencoba sendiri melakukan keinginannya. Ibu dan ayah harus
dapat menyeimbangkan antara kesempatan dan latihan serta meredakan anak
dari frustrasi.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
• Biarkan
anak berdiri untuk beberapa saat dengan cara dipegangi agar ia tidak
jatuh, tetapi tidak perlu memintanya melangkahkan kaki.
•
Permainan gelitik telapak kaki. Telapak kaki merupakan area yang sangat
sensitif untuk disentuh apalagi digelitik. Ketika menggelitik, posisi
tangan ibu dan ayah tidak perlu memegangi kaki anak. Biarkan ia memilih
apakah akan menarik kakinya karena tidak tahan geli atau justru
sebaliknya, menikmati ketika kakinya digelitik.
• Berikan
pertanyaan atau arahan sederhana. Ketika anak sedang duduk dan bermain
bersama mainan-mainannya, tanyakan misalnya, “Mana boneka (sebutkan
boneka yang dimiliki anak)?” Biarkan ia mencari boneka yang dimaksud di
antara mainannya dan mengambilnya.
• Bermain ambil mainan.
Duduklah berhadapan dengan anak, sodorkan mainan kepadanya. Lakukan
beberapa kali sampai anak paham bahwa ia harus mengambil mainan yang
diarahkan kepadanya. Kemudian, ketika ibu dan ayah menyodorkan mainan
selanjutnya, tahan posisi mainan lebih dekat ke arah ibu dan ayah
sehingga anak harus mencondongkan badan untuk menggapainya.
•
Pura-pura menjatuhkan mainan. Untuk melatih dada dan pinggangnya, ibu
dan ayah dapat bermain pura-pura menjatuhkan mainan. Biarkan anak
mengambil mainan yang terjatuh di dekatnya.
GERAKAN HALUS
Selain
mudah frustrasi, anak mungkin juga mudah menyerah ketika ia berhadapan
dengan kesulitan yang melibatkan kegiatan geraknya. Ketika ia kesulitan
menggenggam mainan balok atau memasang ring donat, mungkin ia menyerah
dengan meninggalkan mainannya atau bahkan menangis. Yang perlu ibu dan
ayah lakukan adalah memberikan dukungan semangat ketika anak kesulitan
melakukan sesuatu. Berikan kata-kata positif tanpa menjatuhkan atau
menghibur secara berlebihan. Jika perlu, berikan contoh dengan ibu dan
ayah “pura-pura” terlibat kesulitan, tapi kemudian berhasil mengatasi
masalah dengan tetap tersenyum.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
•
Berlatih menunjuk. Ketika ibu/ayah dan anak duduk bersama, arahkan jari
ibu/ayah untuk menunjuk sesuatu dan katakan, “Lihat (bunga) itu.” Anak
akan mengarahkan pandangannya ke arah yang ibu/ayah tunjuk. Selanjutnya,
minta ia menunjuk benda yang ada di sekitar ibu/ayah.
• Permainan gelitik telapak tangan. Sambil bernyanyi lagu-lagu sederhana, gelitik telapak tangan anak.
•
Bermain sendiri. Terkadang, anak bangun lebih awal dari ibu dan ayah.
Sediakan beberapa mainan yang aman untuk dimainkan tanpa pengawasan ibu
dan ayah, sehingga ketika ia terbangun lebih awal, ia bisa meraih
mainannya dan bermain sendiri.
D. USIA 10—12 BULAN
GERAKAN KASAR
Pada
usia ini, anak sudah mengembangkan kemampuan gerak tubuh dan
keseimbangan yang baik, seiring dengan menguatnya otot dada, pinggang,
pinggul, dan kaki. Dengan kemajuannya itu, anak pun mampu melangkahkan
kaki-kaki mungilnya dan mulai berdiri sendiri serta berjalan sambil
berpegangan pada dinding. Anak menjadi lebih mandiri dan lebih aktif,
sehingga tak jarang ia mengalami kecelakaan.
Ibu dan ayah harus
ekstrahati-hati dalam menyiapkan lingkungan yang aman untuk dijelajahi
oleh anak. Bila ada tangga di rumah, pastikan akses (kesempatan) untuk
menaiki dan menuruni tangga hanya dapat dilakukan anak dengan panduan
orang dewasa. Pastikan juga keamanan laci atau lemari yang bisa saja
melukai anak atau menjepit jari-jari mungilnya. Ingatlah selalu, anak
usia ini penuh rasa ingin tahu yang besar sehingga ia akan mencoba
berbagai cara untuk dapat memenuhi keingintahuannya. Jeruji-jeruji pagar
atau teralis atau tangga bisa juga menjadi sumber bahaya bila kepala
mungil anak terjepit di antaranya.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
•
Latih anak untuk berdiri dengan berpegangan pada kursi/furnitur yang
kuat sebagai alat bantu. Arahkan tangan ibu dan ayah ke kursi/furnitur,
lalu minta anak untuk berpegangan pada kursi/furnitur itu.
•
Buatlah permainan yang menyenangkan. Jika ibu dan ayah menggerutu atau
memaksa anak untuk berlatih berjalan, itu tidak akan membuat anak
semangat dan justru berhenti mencoba. Buatlah situasi yang menyenangkan
sehingga anak mau berlatih dan terus mencoba.
GERAKAN HALUS
Pada
usia sekitar 12 bulan, kemampuan kerja sama mata-tangan yang dikuasai
oleh anak pun meningkat. Ia mulai dapat melakukan tugas-tugas yang lebih
rumit, seperti menyusun balok atau memasangkan bentuk puzzle (mainan
keeping gambang) yang tepat. Anak juga mulai suka mencoret-coret apa
saja yang ada di hadapannya. Dengan makin berkembangnya kemampuan anak,
ibu dan ayah dapat memberikan perintah sederhana yang melibatkan kerja
sama mata-tangan. Contoh, “Nak, tolong ambilkan gelas itu.”, maka anak
akan mencari gelas yang dimaksud, kemudian mengambilnya dan
memberikannya kepada ibu/ayah.
Kegiatan yang dapat dilakukan.
•
Bermain permainan tangan seperti pok ame-ame. Ibu dan ayah dapat
mengajarkan permainan sederhana yang juga menggunakan gerakan tangan,
seperti “topi saya bundar”.
• Makan sendiri. Biarkan anak terlibat
dalam kegiatan makannya. Anak dapat mengambil makanan dengan jari
mungilnya atau menyuapkan makanan dengan sendok atau minum sendiri dari
gelas kecilnya. Beri kesempatan juga baginya untuk merasakan tekstur
makanan dengan jari-jari mungil, bahkan telapak tangannya.
•
Tawarkan solusi. Jika anak terlihat kesulitan untuk menyelesaikan
permainannya, semisal kesulitan memasukkan balok yang sesuai bentuknya,
berikan solusi bagaimana ia dapat menyelesaikannya. Dampingi anak ketika
ia mencoba untuk menyelesaikan permainannya.
• Bermain bersama.
Meskipun terlihat mandiri, anak paling senang bila ibu dan ayahnya mau
bermain bersamanya. Berikan kesempatan kepada anak mencoba berbagai hal
baru dan menjelajah lingkungannya dengan ibu dan ayah tetap berada di
dekatnya untuk memberi dukungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Komentar Anda di Sini