Mengasah Motorik Anak Usia 0-2 Tahun (Part.2)

PERANGSANGAN GERAKAN KASAR DAN GERAKAN HALUS BERDASARKAN USIA ANAK
kecerdasan anak, parenting, pendidikan anak usia dini, kreativitas
A. USIA 0—3 BULAN
GERAKAN KASAR
Jika kita perhatikan, di usia beberapa pekan bayi mulai dapat menggerakkan kepala/lehernya dari kiri atau kanan, meskipun biasanya ia akan meletakkan kepalanya ke arah sebelah kanan. Melewati usia 3 bulan, ia mulai dapat mengangkat kepalanya dari permukaan tempatnya bertelungkup. Berkembangnya kemampuan untuk mengendalikan pergerakan kepala ini membuat anak memiliki kesempatan untuk melihat keadaan sekelilingnya.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
• Biarkan anak menendang sesuka hati. Hal ini menunjukkan rasa senangnya. Jaga agar anak tidak tergelincir.
• Berbaringlah bersama anak. Tidak hanya ketika tidur ibu dan ayah menemaninya sambil berbaring, tetapi juga ketika terjaga. Anak akan merasa nyaman dan berusaha untuk melihat kita, juga bergerak ke arah kita.
• Letakkan mainan di salah satu sisi tempatnya berbaring. Lakukan secara bergantian, kali ini di sisi kiri, esok di sisi kanan. Dengan mengubah letak mainan, secara tak langsung ibu dan ayah merangsang anak untuk menggunakan otot tubuh yang berbeda agar dapat meraih mainan yang menarik perhatiannya.

GERAKAN HALUS
Untuk merangsang kemampuan gerakan halus anak, yang pertama kali harus kita lakukan adalah mendapatkan perhatiannya. Aneka jenis mainan yang aman dapat membantu anak memusatkan perhatian dan berusaha untuk meraihnya. Anda dapat menggantungkannya di atas tempat tidur bayi. Pastikan bahwa mainan yang anda gantungkan berada dalam jangkauan jarak pandang dan anak dapat menggapainya. Cara lain adalah dengan membiarkan anak melihat apa yang anda lakukan dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya, ketika anda merapikan pakaian anak, anda dapat memperlihatkan bagaimana anda menyusun pakaian. Anak akan tertarik dengan kegiatan berulang-ulang yang anda lakukan dan berusaha untuk meraihnya dengan menggerak-gerakkan tangannya.
Kegiatan yang dapat dilakukan :
• Sediakan mainan yang dapat digenggam oleh tangan mungilnya. Mainan berukuran besar sering kali membuat anak kesulitan menggenggamnya. Bila anak mengalami kesulitan, kadang ia pun kehilangan rasa tertarik untuk mencoba meraihnya. Anak senang meraih benda dan mengamatinya dari jarak dekat.
• Letakkan mainan dalam jangkauan anak. Usahakan anak tertarik dan berusaha meraihnya. Jangan terlalu jauh meletakkannya agar anak tidak merasa putus asa dan kehilangan rasa tertarik terhadap mainan tersebut. Sesekali ibu dan ayah dapat membantunya dengan memberikan mainan yang ia minati bila ia terlihat kesulitan untuk mendapatkannya.
• Bermain tangan. Tidak harus mainan yang berwarna-warni atau berbagai bentuk, anak pun akan tertarik bermain dengan tangan ibu dan ayah. Gerakkan tangan ibu dan ayah dengan variasi agar anak pun berusaha untuk meraih atau meniru gerakan tangan ibu dan ayah.


B. USIA 4—6 BULAN
GERAKAN KASAR
Pada usia sekitar 4 bulan, anak sudah menunjukkan kemampuan berguling dari satu sisi ke sisi lain. Kemampuan luar biasa ini melibatkan kerja sama antara kepala, leher, dada, pinggang, lengan, dan kaki. Anak sudah bisa melakukan gerakan-gerakannya secara mandiri, tidak lagi bergantung pada keberadaan orang lain. Anak juga memperluas jangkauan jelajahnya. Dengan dikuasainya kemampuan berguling, anak menunjukkan bahwa ia telah siap untuk mampu duduk, merangkak, lalu berjalan.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
• Permainan gelitik di bawah lengan dan sepanjang tubuhnya. Anak akan menggerak-gerakkan lengan dan kakinya sebagai pertanda ia merasa gembira. Namun ingat, jangan berlebihan dalam melakukan permainan ini, karena anak bisa saja menangis lantaran terlalu gembira atau bahkan ketakutan.
• Dalam posisi telungkup, letakkan mainan di luar jangkauannya, anak akan berusaha meraih mainan itu. Ia akan menyadari bahwa ia dapat bergerak ke arah mainan tersebut. Hindari meletakkan mainan terlalu jauh, anak bisa frustrasi dan menolak untuk berusaha mengambil mainannya.
• Berbicara sambil bergerak di sekitar anak. Kegiatan ini dapat dilakukan bila anak berada dalam posisi duduk yang stabil, misalnya duduk di kursi makan atau di kereta dorong. Ibu dan ayah dapat bercakap-cakap dengan anak sambil bergerak ke arah yang berlainan. Tujuannya agar kepala anak dapat bergerak mengikuti arah ibu dan ayah. Dengan demikian, ia mengembangkan kemampuan pengendalian dan keseimbangan dari kepala dan tubuh bagian atas.
• Beri mainan yang dapat digenggam ketika anak sedang dipangku. Keterampilan anak untuk mempertahankan keseimbangannya akan makin berkembang ketika ia memusatkan perhatiannya pada kegiatan lain dalam waktu yang bersamaan.

GERAKAN HALUS
Anak suka bermain-main dengan jari tangannya dan memasukkan benda-benda yang dipegangnya ke dalam mulut. Ibu dan ayah harus waspada dan berusaha meminimalkan kecelakaan yang mungkin terjadi dengan memberikan benda-benda yang aman saja bagi anak untuk diraih dan dipegang. Bila anak terlihat memasukkan benda yang membahayakan dirinya, bersikaplah wajar tapi sigap: ambil barang tersebut tanpa panik atau marah-marah atau terkejut, dan katakan pada anak bahwa barang itu tidak boleh masuk ke mulut. Demikian pula bila anak ingin menjangkau benda berbahaya, seperti stop kontak (colokan listrik) atau benda tajam, segera pindahkan anak dan katakan bahwa ia tidak dapat menyentuh benda tersebut. Ibu dan ayah juga dapat melakukan tindakan pengamanan dengan menutup stop kontak yang berada di sekitar area jelajah anak. Tentu saja, ibu dan ayah harus mengingatkan anak berulang kali. Yang paling penting adalah menjaga keselamatan anak dengan menghindarkan benda-benda tersebut dari wilayah jelajahnya.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
• Tunjukkan kesungguhan ibu dan ayah ketika ananda melakukan jelajahnya. Si buah hati ingin membuat ibu dan ayahnya senang dalam setiap kesempatan. Jadi, senyum dan pujian kita ketika ia melakukan kegiatan jelajahnya akan membuatnya lebih bersemangat dalam melakukan kegiatannya.
• Tunjukkan pada anak cara memindahkan barang dari satu tangan ke tangan lainnya. Keterampilan ini akan dapat dikuasai oleh anak bila ia mendapatkan contoh bagaimana cara melakukannya. Memang terlihat mudah bagi kita, namun tak demikian halnya bagi anak, dia memerlukan latihan agar terampil melakukannya.

C. USIA 7—9 BULAN
GERAKAN KASAR
Di rentang usia ini, biasanya anak mulai merasa frustrasi bila ia tidak berhasil mendapatkan keinginannya. Hal ini terjadi karena anak sudah memiliki banyak keinginan, namun kemampuannya masih terbatas. Contoh, anak ingin meraih mainan yang terletak sekitar 1 meter di hadapannya. Dengan segala upaya ia mencoba bergerak mendekati mainan itu, tetapi tidak berhasil. Anak kemudian merasa kesal dan menunjukkan emosinya dengan berteriak atau menangis. Hal ini wajar saja. Sebagai orangtua, ibu dan ayah dapat menenangkannya dan memberi semangat dengan mendekatkan mainan itu atau bila perlu memberikan mainan yang diinginkan. Yang penting adalah berikan kesempatan kepada anak untuk berusaha dan mencoba sendiri melakukan keinginannya. Ibu dan ayah harus dapat menyeimbangkan antara kesempatan dan latihan serta meredakan anak dari frustrasi.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
• Biarkan anak berdiri untuk beberapa saat dengan cara dipegangi agar ia tidak jatuh, tetapi tidak perlu memintanya melangkahkan kaki.
• Permainan gelitik telapak kaki. Telapak kaki merupakan area yang sangat sensitif untuk disentuh apalagi digelitik. Ketika menggelitik, posisi tangan ibu dan ayah tidak perlu memegangi kaki anak. Biarkan ia memilih apakah akan menarik kakinya karena tidak tahan geli atau justru sebaliknya, menikmati ketika kakinya digelitik.
• Berikan pertanyaan atau arahan sederhana. Ketika anak sedang duduk dan bermain bersama mainan-mainannya, tanyakan misalnya, “Mana boneka (sebutkan boneka yang dimiliki anak)?” Biarkan ia mencari boneka yang dimaksud di antara mainannya dan mengambilnya.
• Bermain ambil mainan. Duduklah berhadapan dengan anak, sodorkan mainan kepadanya. Lakukan beberapa kali sampai anak paham bahwa ia harus mengambil mainan yang diarahkan kepadanya. Kemudian, ketika ibu dan ayah menyodorkan mainan selanjutnya, tahan posisi mainan lebih dekat ke arah ibu dan ayah sehingga anak harus mencondongkan badan untuk menggapainya.
• Pura-pura menjatuhkan mainan. Untuk melatih dada dan pinggangnya, ibu dan ayah dapat bermain pura-pura menjatuhkan mainan. Biarkan anak mengambil mainan yang terjatuh di dekatnya.

GERAKAN HALUS
Selain mudah frustrasi, anak mungkin juga mudah menyerah ketika ia berhadapan dengan kesulitan yang melibatkan kegiatan geraknya. Ketika ia kesulitan menggenggam mainan balok atau memasang ring donat, mungkin ia menyerah dengan meninggalkan mainannya atau bahkan menangis. Yang perlu ibu dan ayah lakukan adalah memberikan dukungan semangat ketika anak kesulitan melakukan sesuatu. Berikan kata-kata positif tanpa menjatuhkan atau menghibur secara berlebihan. Jika perlu, berikan contoh dengan ibu dan ayah “pura-pura” terlibat kesulitan, tapi kemudian berhasil mengatasi masalah dengan tetap tersenyum.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
• Berlatih menunjuk. Ketika ibu/ayah dan anak duduk bersama, arahkan jari ibu/ayah untuk menunjuk sesuatu dan katakan, “Lihat (bunga) itu.” Anak akan mengarahkan pandangannya ke arah yang ibu/ayah tunjuk. Selanjutnya, minta ia menunjuk benda yang ada di sekitar ibu/ayah.
• Permainan gelitik telapak tangan. Sambil bernyanyi lagu-lagu sederhana, gelitik telapak tangan anak.
• Bermain sendiri. Terkadang, anak bangun lebih awal dari ibu dan ayah. Sediakan beberapa mainan yang aman untuk dimainkan tanpa pengawasan ibu dan ayah, sehingga ketika ia terbangun lebih awal, ia bisa meraih mainannya dan bermain sendiri.

D. USIA 10—12 BULAN
GERAKAN KASAR
Pada usia ini, anak sudah mengembangkan kemampuan gerak tubuh dan keseimbangan yang baik, seiring dengan menguatnya otot dada, pinggang, pinggul, dan kaki. Dengan kemajuannya itu, anak pun mampu melangkahkan kaki-kaki mungilnya dan mulai berdiri sendiri serta berjalan sambil berpegangan pada dinding. Anak menjadi lebih mandiri dan lebih aktif, sehingga tak jarang ia mengalami kecelakaan.
Ibu dan ayah harus ekstrahati-hati dalam menyiapkan lingkungan yang aman untuk dijelajahi oleh anak. Bila ada tangga di rumah, pastikan akses (kesempatan) untuk menaiki dan menuruni tangga hanya dapat dilakukan anak dengan panduan orang dewasa. Pastikan juga keamanan laci atau lemari yang bisa saja melukai anak atau menjepit jari-jari mungilnya. Ingatlah selalu, anak usia ini penuh rasa ingin tahu yang besar sehingga ia akan mencoba berbagai cara untuk dapat memenuhi keingintahuannya. Jeruji-jeruji pagar atau teralis atau tangga bisa juga menjadi sumber bahaya bila kepala mungil anak terjepit di antaranya.
Kegiatan yang dapat dilakukan:
• Latih anak untuk berdiri dengan berpegangan pada kursi/furnitur yang kuat sebagai alat bantu. Arahkan tangan ibu dan ayah ke kursi/furnitur, lalu minta anak untuk berpegangan pada kursi/furnitur itu.
• Buatlah permainan yang menyenangkan. Jika ibu dan ayah menggerutu atau memaksa anak untuk berlatih berjalan, itu tidak akan membuat anak semangat dan justru berhenti mencoba. Buatlah situasi yang menyenangkan sehingga anak mau berlatih dan terus mencoba.

GERAKAN HALUS
Pada usia sekitar 12 bulan, kemampuan kerja sama mata-tangan yang dikuasai oleh anak pun meningkat. Ia mulai dapat melakukan tugas-tugas yang lebih rumit, seperti menyusun balok atau memasangkan bentuk puzzle (mainan keeping gambang) yang tepat. Anak juga mulai suka mencoret-coret apa saja yang ada di hadapannya. Dengan makin berkembangnya kemampuan anak, ibu dan ayah dapat memberikan perintah sederhana yang melibatkan kerja sama mata-tangan. Contoh, “Nak, tolong ambilkan gelas itu.”, maka anak akan mencari gelas yang dimaksud, kemudian mengambilnya dan memberikannya kepada ibu/ayah.
Kegiatan yang dapat dilakukan.
• Bermain permainan tangan seperti pok ame-ame. Ibu dan ayah dapat mengajarkan permainan sederhana yang juga menggunakan gerakan tangan, seperti “topi saya bundar”.
• Makan sendiri. Biarkan anak terlibat dalam kegiatan makannya. Anak dapat mengambil makanan dengan jari mungilnya atau menyuapkan makanan dengan sendok atau minum sendiri dari gelas kecilnya. Beri kesempatan juga baginya untuk merasakan tekstur makanan dengan jari-jari mungil, bahkan telapak tangannya.
• Tawarkan solusi. Jika anak terlihat kesulitan untuk menyelesaikan permainannya, semisal kesulitan memasukkan balok yang sesuai bentuknya, berikan solusi bagaimana ia dapat menyelesaikannya. Dampingi anak ketika ia mencoba untuk menyelesaikan permainannya.
• Bermain bersama. Meskipun terlihat mandiri, anak paling senang bila ibu dan ayahnya mau bermain bersamanya. Berikan kesempatan kepada anak mencoba berbagai hal baru dan menjelajah lingkungannya dengan ibu dan ayah tetap berada di dekatnya untuk memberi dukungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Komentar Anda di Sini